animasi bergerak gif
My Widget

Little Me..

Little Me..
"Wajah yang membuatmu tersenyum geli, itulah aku."

Jumat, 05 Juni 2015

*PIETERPAN*

 Kisah ini berawal saat aku tengah disewa menjadi guru untuk satu minggu guna membimbing si monster kecil, maaf, maksudku adikku yang sangat manis dalam menghadapi UKK. Ah, kedengarannya menyeramkan. Ya, adikku ini tengah sibuk (sebenarnya gak sibuk) dengan kegiatan rutin belajar setiap malam selama hampir 1 minggu. Dia termasuk anak yang "rewel" dalam belajar. Harus mengeluarkan beberapa jurus ampuh agar dia bisa duduk manis di depan meja belajar. Berhubung aku sudah tidak ada kegiatan di sekolah (si penulis kelas 9), maka tugas yang biasanya rutin dilakukan oleh ibuku, kini sepenuhnya dilimpahkan kepada diriku. 

Hari ini sudah berjalan 4 hari (NOTE: SELASA TANGGAL MERAH), besok mata pelajaran di sekolahnya adalah IPS dan SBK:menyanyi. Pukul 20.00 aku sudah membawa dia masuk ke kamar untuk bersemedi bersama buku. Tapi ada-ada saja alasannya, salah satunya seperti:

"Sebentar Mbak, mau ke kamar kecil."

ataupun...

"Sebentar Mbak, tidur 5 menit dulu."

Akupun meng-iyakan. setelah selesai, ia kembali menghadap buku. Cara yang aku terapkan adalah "belajar mandiri". Jadi, aku menyuruh dia membaca semua materi, setelah itu aku memberinya pertanyaan. Materi yang akan diujikan mengenai sejarah dimulainya penjajahan di Indonesia hingga mencapai kemerdekaan.  
Baru 45 menit berjalan, matanya sudah tinggal 5 watt. Akupun berlagak seolah tak tahu jika ia mengantuk. Aku terus membanjirinya dengan pertanyaan, hingga kejadian ini terjadi..

H: "Pertanyaan selanjutnya!" *dengan nada tegas. "Siapa Gubernur-Jenderal Hindia Belanda I?"
A: *diam tak bersuara dengan mata yang sudah terpejam
H: "Dek.."
A:" Hah..apa, Mbak?" *ekspresi kaget 
H:"Siapa Gubernur-Jenderal Hindia Belanda I?"
A:" Depannya apa?" *hal yang biasa dilakukan anak kecil jika tidak bisa menjawab, tapi tidak ingin terlihat TIDAK BISA
H:"Pieter...." *seolah memberi kata kunci
A: *dengan mata masih sayu. "Pan."
H: "Loh kok Pieterpan, Dek? Gubernur Belanda, Dek!"
A: "Terus apa?"
H: "Pieter Both!" 

Aku dan mbakku yang mendengar jawabannya langsung tertawa terbahak-bahak, ia hanya terbangun dengan tampang bingung. 

NOTE: Bagi yang sedang UKK, SEMANGAT! dan jangan lupa atur pola tidurmu, supaya bisa belajar dengan tenang. Tanpa ada mata 5 watt. Semoga Sukses! ^_^


-hasnair

___


Sabtu, 28 Maret 2015

IN CASE OF EMERGENCY


Pukul 01.01 am- RS. Indah Kusuma


“Dok, pasien kembali mengalami serangan jantung!” lapor seorang perawat. Dengan sigap si dokter langsung menuju kamar pasien.
 
“ Segera lakukan operasi sekarang juga!” jawab si dokter dengan tegas.

“Mengapa segera dioperasi, Dok? Bukankah kondisinya membaik siang tadi?” Tanya salah seorang perawat yang lain.

“Kondisinya kini memburuk, penyumbatannya semakin parah. Segera siapkan ruang operasi. Dan hubungi keluarganya.” 

 “Baik.” balas si perawat dengan patuh.

Si dokter tampak mengambil sebuah handphone dari jas putihnya, dan jari-jemarinya dengan sigap langsung menari diatas layar handphone.
___

Pukul 01.30 am.
*Handphoneku berdering 

Dengan mata redup aku segera mengambil handphone yang kuletakkan di atas meja kerjaku.


“Hallo..” sapaku.

“Tolong bantu saya dalam operasi sekarang juga. Kondisi darurat.” Kata seorang diseberang sana.
“Serangan jantungkah?”

“Ya. Penyumbatannya semakin parah. Saya takut nyawanya tak terselamatkan.” 

Betul dugaanku. Saya tahu benar, Dokter Jun tidak akan memanggilku di tengah malam seperti ini untuk melakukan operasi jika bukan dikarenakan pasien serangan jantung. Tindakan dokter Jun memang selalu benar dan tepat. Dia tidak ingin terlalu santai dan hanya menge-cek kondisi pasien sembari berkata kepada perawat, 
“Beri saja dia obat penenang.” seperti halnya yang dilakukan dokter-dokter lain. Dengan sigap akupun berangkat menuju rumah sakit tempat aku bekerja, mengendarai mobilku menyusuri kota ditengah gelapnya malam.
___

Pukul 02.05 am- RS. Indah Kusuma

            Tiba di rumah sakit, aku berjalan dengan langkah cepat menuju kantor dokter untuk mengambil jas putihku dan mengambil jurnal kerjaku sebelum menuju ruang operasi.

“Operasi tengah malam, huh.” Teguran temanku membuatku sedikit kaget. Ah, itu Dr. Teguh, dokter spesialis anestesi.

“Iya, mendadak Dr. Jun memanggilku untuk membantunya. Hey, bukankah kau juga dipanggil pastinya?” tanyaku balik.

“Ya, tentunya. Karena operasi tidak akan berjalan tanpa kehadiranku. Apa kau mau melakukan operasi tanpa suntikan bius?” jawabnya dengan tampang wajah layaknya seorang bos besar.
“Masih membuat lelucon di saat penting seperti ini? Cepat, sebelum Dr. Jun tahu kau ingin pasiennya dioperasi tanpa suntikan bius.” Ledekku dengan sedikit ancaman. 

Kami berduapun berjalan menuju ruang operasi, menyusuri lorong yang minim penerangan. Ah, aku benci gelap! Di depan ruang operasi tampak beberapa orang dengan raut wajah tegang. "Mungkin itu keluarga dari si pasien." pikirkuku. Terlihat ada seorang ibu paruh baya yang tengah mencuri-curi pandangan ke dalam ruangan operasi, 3 orang lelaki duduk di kursi tunggu di luar ruang operasi sembari mengepalkan kedua tangan, dan seorang wanita berumur sekitar 20-an mondar-mandir kesana kemari. Kami menghampiri keluarga tersebut dan berusaha memberikan dukungan dan mengucapkan kata-kata “tenang” kepada mereka.

“Kalian tenang saja, kami semua akan berjuang.” Kata Dr. Teguh.

"Apa anda yang akan mengoperasi ayahku?" tanya wanita muda.

"Oh, bukan. Saya Dr. Teguh spesialis anestesi, dan ini teman saya Dr. Anashia, dia spesialis bedah." jawabnya sembari mengarahkan jari telunjuknya kearahku. "Tenang saja, didalam ada Dr. Jun, sang ahli jantung." tambahnya sembari tersenyum manis ke arah wanita muda itu.

“Betul, kami akan melakukan yang terbaik. Jadi saya mohon, kalian tenang dan berdo’alah untuk kelancaran operasi.” kataku. Akupun mendengar hembusan nafas dari wanita tadi. Mungkin ia cukup tenang mendengar penjelasanku. Kamipun pamit dan mohon do’a untuk kelancaran operasi.
 
“Berjuanglah..”tambah seorang laki-laki berkacamata yang tadi duduk termenung di kursi.
Kami hanya membalas dengan anggukan dan senyuman.
__
“Hey, kalian telat 3 menit 10 detik. Sedang apa kalian? Jangan bermain-main denganku. Camkan itu!” Tampak raut wajah emosi Dr. Jun menyambut kita saat memasuki ruang operasi.

“Maaf, tadi kami berbincang sebentar dengan keluarga pasien. Mereka tampak tegang, jadi kami menenangkan mereka.” Jawab Dr. Teguh sembari memakai sarung tangan karet dan masker.

“Baiklah, cepat gunakan jubah operasi.” Kata Dr. Jun.

Akupun mengambil jubah hijau dan perlengkapan lainnya. Kini, operasi tengah malam akan dimulai. Namun sebelum dimulai, kita harus melakukan ritual para dokter sebelum melakukan operasi.

“Malam semuanya, saya Dr. Jun, ahli bedah jantung.”

“Malam, saya Dr. Anashia, ahli bedah.”

“Saya Dr. Teguh, spesialis anestesi.”

“Baiklah, berikut data pasien. Nama Wishnu Bramaja, umur 55 tahun, golongan darah O, tekanan darah 150/120. Mengalami serangan jantung koroner siang tadi.” Jelas seorang perawat sembari membaca rekaman medis pasien.

 “Baiklah, mari kita mulai. Mohon bantuan kalian semua.” Tambah Dr. Jun.

“Nyalakan tanda operasi.” Aku memberi aba-aba.

Teeet..
*Sirine tanda operasi dimulai.

 Dr. Teguh segera menyuntikan obat bius total kepada pasien. Seketika, pasien langsung tak sadarkan diri, tanda obat bius bereaksi dengan baik.

“Waktu kerja obat bius itu maksimal 2 jam. Mari kita usahakan selesai sebelum kerja obat ini habis.” Kata Dr. Teguh memberi penjelasan.

Berhubung ia dokter anestesi, tugasnya hanyalah membius pasien. Setelah tugasnya selesai, ia langsung keluar dari ruangan operasi melalui pintu khusus dokter. Kini dari rekan dokter hanya tersisa aku dan Dr. Jun. Aku sebagai ahli bedah akan melakukan pembedahan pada bagian dada. Itu sudah menjadi ahliku. Sudah hampir 4 tahun aku menggeluti bidangku ini.

“Tolong pisau bedah.” Kataku kepada perawat. Dengan sigap perawat langsung mengambilkan pisau bedah.

“Kasa..” tambahku.

“Dok, pembedahan sudah dilaksanakan.” Kataku sembari menyerahkan tugas selanjutnya kepada Dr. Jun, si ahli jantung. 

Tugasku selanjutnya adalah menjahit kembali bedahan. Namun aku harus menunggu hingga tugas Dr. Jun selesai. Seketika wajah Dr. Jun berubah, ia tampak sangat serius menangani masalah ini. Aku disampingnya mendampingi jika suatu ketika Dr. Jun membutuhkanku untuk melakukan pembedahan pada bagian jantung pasien. Aku sudah terbiasa membantu Dr. Jun saat operasi, karena saat pertama bekerja di rumah sakit ini aku sudah menjadi anak buah Dr. Jun, bisa dibilang, Dr. Jun adalah mentor seniorku. Melihat bagian organ dalam sudah menjadi kebiasaanku, bahkan menjadi pemandangan hampir setiap hari. Aku sangat menyukai profesiku ini, aku sangat senang saat operasi berjalan dengan lancar dan pasien kambali pulih. Pernah suatu ketika, pasien yang kami tangani hampir kehilangan nyawa. Ia mengalami kondisi yang disebut dengan,  “anesthesia awareness”, yaitu tersadarnya pasien pada saat operasi di bawah pengaruh obat bius, sehingga ia bisa menyadari apa yang terjadi selama operasi (Sumber: https://zulliesikawati.wordpress.com/tag/anesthesia-awareness/). Hal tersebut dapat disebababkan oleh beberapa faktor, salah satunya kurangnya dosis obat bius. Hal tersebut ditandai dengan mulai bergeraknya anggota gerak pasien seperti tangan dan kaki.

Saat itu aku dan Dr. Jun terkejut. Jika memang pasien sadar, ini akan berakibat fatal bagi pasien. Untung tindakan sigap dokter anestesi dapat menyelamatkan nyawa si pasien. Dokter anestesi segera menyuntikkan obat bius,  dan pasienpun kembali tak sadarkan diri.
___

Teeet..
*Sirine tanda operasi berhasil

Aku dan Dr. Jun tersenyum lega. Kami semua yang berada di dalam ruangan merasa sangat bersyukur. Operasi berjalan dengan lancar. Obat biusnyapun dapat bertahan. Pengalaman pahitku tak terulang kembali. Kami semua merapikan alat-alat operasi, pasien tidak diperbolehkan langsung dipindah ke kamar biasa. Ia harus tetap di pantau di ruang operasi hingga siuman, dan dicek detak jantungnya secara berkala untuk memastikan tidak terjadi serangan dadakan sebelum akhirnya dipindah ke kamar biasa. Aku melihat jam, pukul 03.15, sementara pasien dipantau oleh para perawat, aku dan Dr. Jun segera keluar dari ruang operasi dan menemui keluarga pasien. Mereka segera bangkit dari duduknya setelah melihat aku da Dr. Jun keluar dari ruangan operasi, wajah mereka tampak pucat, bahkan seperti menahan nafas selama operasi berlangsung.

 “Semua berjalan dengan lancar.” Kata Dr. Jun. Diikuti dengan hembusan nafas panjang yang terdengar begitu kencang, bahkan aku merasa seperti menggema ke seluruh penjuru ruangan. Raut wajah senang tampak dari wajah mereka, mereka saling memandang satu sama lain dengan senyuman bahagia.

“Terima kasih atas kerja kerasnya, Dok. Terima kasih banyak.” Kata si Ibu dan anak perempuannya dengan tangisan haru sembari menjabat tangan kami.
  
Aku dan Dr. Jun kembali ke kantor untuk menulis jurnal operasi. Dengan bangga Dr. Jun menulis,


Waktu Operasi
Penyakit/
penyebab
Atas Nama
Dokter
Keterangan
Pukul 02.10 s/d 03.15
Serangan Jantung Koroner

Wishnu Bramaja (55)
-Dr. Jun (Jtg)
-Dr. Anashia (Bdh)
-Dr. Teguh (ants)
Operasi tengah malam pertama. SUKSES..









Ia bahkan mempertebal dan menggaris bawahi kata “Sukses”, sebenarnya penulisan itu tidak sesuai dengan kaidah penulisan jurnal operasi. Tapi tampaknya, Dr. Jun sangat bahagia dan bangga, karena ini merupakan operasi tengah malam pertama yang dilakukan di rumah sakit ini.

“Ayo, kita terus berjuang..”

 -TAMAT-

-HIR

Kamis, 25 Desember 2014

Pagelaran Seni Kelas 9

Pagelaran seni yang diadakan disekolahku pada tanggal 11 Desember 2014 lalu, melibatkan seluruh siswa kelas 9. Kegiatan pagelaran ini sekaligus untuk penilaian Ujian Praktek yang seharusnya dilaksanakan pada semester 2 nanti. Jadi disini semua siswa kelas 9 menampilkan pertunjukan seni yang telah diajarkan pada semester-semester sebelumnya yang berupa tari tradisional/mancanegara, teater kreatif, puisi, vokal, ansamble musik dll. Pada pagelaran ini, tiap kelas harus memiliki nuansa/tema masing-masing yang berkaitan dengan Nusantara. Ada Nuansa Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi, Sumatera, Papua dll.
Kelasku 9.1 mendapatkan nuansa Sumatera! Ahai. #Seketika anak kelas 9. 1 pada clingukan saling pandang pas tau dapat nuansa Sumatera.  Gak usah panjang-panjang, langsung liat aja..

Persiapan tampil

Duta dari kelas 9.1 dengan nuansa Sumatera.

Duta dari tiap kelas dengan baju adat daerahnya masing-masing.

Para MC

Part 2

Ansamble musik kelas 9.1 menampilkan lagu "Kokoro no Tomo" dan "Kenangan Terindah".
Dengan instrumen: Pianika, drum, gitar + vokal.

Part 2 

Tari daerah Sumatera, Tari Tor-tor.

Part 2
MC kelas 9.1, Gandies dan Alfi.

Penampilan Puisi berbahasa Sumatera (+translator bahasa Indonesia) dengan judul "Do'a Ambo Untuak Pagi"
Oleh: Shifa dan Nisrochah (translator)

Vokal dengan judul lagu "Didia Rokhaphi" yang artinya "Dimana Jodohku"
Dengan Vani sebagai vokal dan Aziz sebagai gitaris.
MC kelas 9.1, Gandies dan Hasna (MC cadangan..)
Teater kelas 9.1 dengan judul GGSM (Gara-gara Sebotol Miras)
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7

To be Continued....
-_-

Minggu, 16 November 2014

Selamat 46!

15 tahun yang lalu, seorang ayah berumur 31 tahun, tengah bergembira atas kelahiran putri ke-2nya. Seorang perempuan yang sehat dan cantik. Anak itu tumbuh menjadi anak perempuan yang pintar dan unik. Ya, unik, bahkan langka. Kenapa..
1. Dia seorang anak pemikir.
Memikirkan hal yang tidak dipikirkan oleh anak lainnya.
2. Khawatiran tingkat dewa
Sifat was-was yang (kadang) berlebihan.
3. Pengoleksi barang antik.
Sifat yang jarang dimiliki oleh anak perempuan.
4. Pemalu
Memilih untuk tidak membeli minum dan menahan haus ketimbang disuruh membeli minum sendiri.

Ayah itu sangat mencintai anaknya, ia ingin anaknya menjadi anak yang sholehah, pintar, dan tidak pemalu. Namun sungguh, ada kalanya anak ini menjengkelkan. Tak ingin dinasehati. Dan ada kalanya, ayah ini memarahinya, mencubitnya. Namun itu semua dilakukan untuk mendidik anaknya. Hal tersulit dalam mendidiknya adalah untuk menjadi anak yang pemberani. Berkali-kali sang ayah menasehatinya untuk tidak pemalu,

"Nok, untuk apa malu? adek kan anak yang sehat, tidak ada cacat satupun. Untuk apa malu?"

Kalimat itulah yang selalu diulang-ulang oleh sang ayah. Sang anakpun hanya mengangguk paham, namun entah apa yang ada dibenaknya.

___
Alkisah..
Pada suatu hari, di sebuah restoran siap saji, sang anak dengan bergembira memilih menu favoritnya. Sebenarnya itu bukanlah menu favoritnya, melainkan mainan dalam menu itu yang menjadi daya tarik baginya. Setelah makanan diterima, sang anak dan keluarganya mencari tempat duduk. Hingga akhirnya sang anak berkata,

"Abi, minumnya belum ada sedotannya.."

Sang ayah menjawab,
"Itu ambil sedotan di pojok sana. Ayo, berani!" sembari menunjuk tempat sedotan berada.

Seketika anak itu terdiam dengan raut wajah yang berubah, memandang tempat yang ditunjuk oleh ayahnya. Dengan penuh keraguan dia menjawab,

"Hehe..gak jadi deh. Nanti minumnya gak usah pakai sedotan gak apa-apa kok."

Dan sang anak kembali duduk dan memakan makanannya. Sang ayah hanya terdiam, itulah anaknya. Seorang anak yang pemalu. Mungkin dibenaknya ia berpikir, bagaimana caranya agar ia pemberani?
Hal itu tak hanya dialami oleh anak keduanya, namun juga pada anak pertamanya. Beban sang ayah memang cukup berat untuk mendidik ke-2 anak pemalunya menjadi anak yang pemberani.

Dengan perlahan dan penuh kasih sayang, sang ayah dan istrinya mendidik dan menasehatinya. Sang ayah sangat mencintai anak-anaknya, ia senang sekali mengajak anaknya untuk bermain bersama, menggendongnya sembari menyanyikan lagu lir-ilir disaat anaknya menangis, mencoba hal baru dengan maksud untuk memberi pengalaman kepada anaknya, memandikannya dengan sebuah guyonan lucu yang membuat anaknya tertawa. Sembari mengguyurkan air ke tubuh anaknya sang ayah berkata,
"Siram bayeem!"
Dan anaknyapun tertawa geli.

Hingga akhirnya, 15 tahun kemudian, sang anak telah tumbuh menjadi anak remaja yang pemberani, atas segala didikannya kini anaknya dapat berubah. Dari semua pengalaman yang ia berikan, kini anaknya dapat berubah, dan dari semua cubitannya sang anak kini memahami apa maksud ayahnya. Sang ayahpun dapat tersenyum bahagia, dan sang anakpun senang melihatnya.
Kini sang ayah berada jauh ratusan mil dari sang anak, demi sebuah rupiah untuk menghidupi keluarganya. Yang dapat sang anak lakukan hanyalah membuatnya tersenyum bangga. Sang anakpun sadar, ia tak ingin mengecewakan ayahnya. Dan dari jarak ratusan mil itu, sang anak ingin mengucapkan kata yang mungkin tak berarti, namun didalamnya terdapat sebuah makna, dihari Minggu, 16 November 2014..
SELAMAT ULANG TAHUN, ABI!
Ya, tepat sekali. Jadi sang ayah itu adalah abiku dan sang anak adalah diriku. 

Selamat Milad Abi! Semoga umur ke-46 ini menjadi umur yang berkah buat abi, semakin dilancarkan rezekinya, diberi umur panjang dan kesehatan, selalu dalam jalan dan lindungan-Nya. Amiin Ya Rab..
Terima kasih atas kerja keras dan kasih sayangnya, terima kasih atas didikannya selama ini, tetap semangat bekerja Abi! jaga kesehatan. Disini kami semua selalu mendo'akan abi. We love you Abi!



Sekian.
-hasna i.r

Jumat, 07 November 2014

JUMBARA IX!

Loha..

Lama tak jumpa. Kali ini aku mau berbagi cerita seru nan mengharukan tentang pengalaman Jumbaraku dan teman-temanku. Tau kan Jumbara itu? Jumbara itu semacam kegiatan Jamboree yang kegiatannya berhubungan dengan PMR (Palang Merah Remaja).
Berhubung aku orangnya tidak pernah (lebih tepatnya jarang) tepat waktu buat nge-post blog, kali ini pengalamnnya memang sudah kelewat seminggu. Haha..gapapa dong, namanya juga lagi sibuk-sibuknya, setelah Jumbara, disekolahku ada kegiatan Tes Uji Coba UN yang berlangsung 3 hari setelah Jumbara selesai, dan alhasil aku baru sempat nulis sekarang. Bravo!
Jadi judulnya postingan ini yang lebih lengkapnya, Jumbara IX PMR Madya 2014!
Berlangsung tanggal 23-26 Oktober 2014 di BuPer (Bumi Perkemahan) Linggoasri, Kab. Pekalongan.
Jumlah Laskar PMR yang dikirim dari sekolahku sebanyak 24 anak, 12 putra dan 12 putri dengan 2 guru pembimbing. Setiap anak memiliki tugas masing-masing. Ada beberapa cabang lomba dari Jumbara kali ini, misalnya cabang PP, PK, Pentas Seni, Paduan Suara, Jurnalistik, Speech Contest, DLL.
Kebetulan tugasku dibagian speech contest, seminggu sebelum lomba aku sudah berlatih dan menyiapkan mental untuk maju pidato nanti. Sebenarnya waktunya sedikit mepet, karena tepat seminggu sebelum Jumbara kita baru saja selesai UTS. Kira-kira 4 hari latihan aku sudah cukup siap secara mental dan fisik untuk maju ke atas podium. Mempersembahkan pidato indah nan menyejukan hati. #PLAAK
Pokoknya hal yang selalu aku jadikan motivasi ialah: "Tampil maksimal dan anti-demam panggung!"

HARI I
Kamis, 23 Oktober 2014
Pukul 7 am kami semua sudah berkumpul disekolah. Berpamitan dengan guru dan teman-teman, meminta do'a restu. Sekitar pukul 8 am kami siap berangkat dengan menggunakan mobil Limosin ehh..sorry maksudnya truk. Satu truk berisi barang-barang Jumbara+24 anak imut. Bayangkan, lokasi Jumbara di daerah pegunungan dengan jalan yang cukup terjal naik-turun, seris deh, ini ekstrim banget. Jangan dibayangkan! Tapi memang sepatutnya anak PMR begitu ya, kan gak seru dong kalau anak PMR hanya duduk manis didalam mobil cantik. Lebih kerasa kalau naik truk. Kontingen kami, SMP 1 Sragi diketuai Oleh Bapak Dimas B. T, satu-satunya anak laki-laki dari kelas 9.
Perjalanan memakan waktu kurang lebih 1 jam. Dengan jalanan yang naik-turun kontingen kami tetap semangat menyanyikan yel-yel kebanggaan sepanjang perjalanan. Setelah tiba di lokasi, barang-barang semua diturunin, dan masih harus diangkut manual ke area pertendaan yang jalannya sedikit menanjak. Barang sudah kelar semua, saatnya mendirikan tenda! Dibantu oleh beberapa guru, kami mendirikan tenda (hanya beberapa anak putra yang kebetulan sudah dibina untuk mendirikan tenda) dan beberapa anak putri termasuk diriku sibuk membuat Jumbara In Memory untuk pameran mini.




Setelah tenda siap, kita langsung mengungsi kedalam tenda karena  cuaca yang sebelumnya cukup bersahabat, menjadi panas terik yang menyengat kulit. Wow. oh ya barang juga ikut diungsikan kok. Kegiatan di hari pertama bisa dibilang sedikit. Hanya lomba Duta PMR dan Paduan Suara. Acara intinya kebetulan hari Sabtu. Yaitu travelling, semacam jelajah gitu. Dihari I kita semua bener-bener masih santai, jalan-jalan menyesuaikan diri dengan lingkungan+liat-liat tenda tetangga. Oh ya, karena nganggur nih, aku dan adikku Arlen (yang kebetulan ikut Jumbara) pergi menemani anak-anak Padus sambil foto-foto.

Anggota PaDus Kontingen SMP 1 SRAGI



Gladhi bersih sebelum bertempur..




Percepatan:
Malam Hari

Langit terlihat tak bersahabat, hingga bintangpun tak tampak. Semua menduga jika malam ini akan turun hujan. Bingo! benar saja dugaan kami,sekitar pukul 11 hujan mulai berjatuhan, awalnya hujan turun rintik-rintik hingga makin lama semakin deras, dan parahnya, tenda putri kebajiran! Entah apa penyebabnya tenda putri bocor. Aku yang sudah terlelap harus terbangun karena terkena bocoran air tepat dari atas tempat aku tidur. Lalu guru pembina kami, Bu Wiwik menyuruh untuk mengungsi ke villa yang kebetulan sekolah kami menyewa 2 kamar villa untuk keadaan darurat seperti ini. 12 perempuan+ 2 guru pembina (prm) dan diikuti oleh beberapa anak laki-laki mengungsi ke villa, dan sisanya disuruh untuk menjaga tenda. Lokasi villa berada diatas BuPer, yang artinya kita harus naik keatas dengan keadaan beku karena dinginnya malam+guyuran air hujan. Dengan berbekal senter, jas hujan (berhub. yang bawa jas hujan sedikit, maka 1 jas hujan dipake untuk 3-4 anak. NOTE: model jas hujan jubah) dan barang-barang penting kita menerobos dingin dan gelapnya malam. Serius, kayaknya cuman kontingen kita aja yang heboh begini. Lihat tenda yang lain aman tentram gitu, paling mereka cuman keluar tenda untuk nyelametin sepatu.
Setelah jogging malam, kita tiba di villa. Kamar perempuan dan laki-laki bersebelahan. 1 kamar putri dihuni oleh 14 manusia kelelahan nan ngantuk. Karena tidak mungkin kita gabung ke kamar laki-laki yang kebetulan mereka 1 kamar hanya diisi oleh 5 anak, maka kita harus rela bersempit-sempitan tidur ala siput. Ada satu bed yang sesungguhnya untuk 2-3 orang, karena kami anti-mainstrim satu bed itu diisi oleh 5 anak. Whaha..dan sisanya tidur di lantai dengan alas karpet.
#BOBOK NYENYAK.

HARI II
Jum'at, 24 Oktober 2014
Setiap pagi ada kegiatan rutin SKJ (Senam Kesehatan Jasmani) kegiatan SKJ ternyata ikut dinilai, jadi apabila ada kontingen yang tidak mengikuti, maka tidak mendapatkan poin di bagian SKJ. Karena menurutku eman-eman atau sayang sekali kalau tidak ikut. Apa salahnya, toh kita bisa lebih sehat+dapat poin kan? Aku dan beberapa temanku mewakili kontingen SMP 1 SRAGI mengikuti SKJ (walau sudah telat)


Setelah SKJ kita sarapan dan MCK di villa. Karena di hari ke-2 kegiatan belum banyak dan masih ada freetime, maka kita isi dengan foto-foto (lagi)!

Namaste~





Sebentar-sebentar, aku lupa kalau di hari ke-2 ini aku kudu maju speech contest!
Ya..benar sekali, jadi lomba speech contest diadakan dihari ke-2, yaitu Jum'at. Lokasinya di SDN 01 Linggoasri, dan karena nomor kapling ku 25, maka aku kebagian tampil malam hari (karena setiap lomba dibagi menjadi beberapa kelompok, dan tiap kelompok terdiri atas 18 sekolah)
NOTE: jumlah kontingen/sekolah sekitar 54 sekolah.

Karena nanti malamnya aku tampil, maka saat siangnya aku mengadakan gladhi bersih didepan teman-teman dan guruku. Entah kenapa, tiba-tiba saja rasa nervous-nya keluar, dan ini baru saja gladhi bersih! dan saat gladhi bersih masih ada kesalahan, mulai dari lupa teks, terlalu cepat saat berpidato, hingga gerakan tangan yang kurang. DOWN! seketika mentalku hampir jatuh! Bagaimana ini? majunya kan malam ini! Padahal saat latihan sebelum berangkat Jumbara semua baik-baik saja.
Melihat wajahku yang panic dan grogi, guru dan teman-temanku menenangkan, memberiku semangat dan terus memotivasi. Aku mulai tenang, ambil nafas dan meminum air putih (agar lebih focus) dam kembali berlatih. Dilatihan yang ke-2 sudah jauh lebih baik dari yang pertama, aku sudah  lebih tenang walaupun masih sering lupa teks. Hingga latihan yang ke-3 semua berjalan sesuai dengan harapan, dari awal hingga akhir, pidato yang berdurasi sekitar 6 menit berjalan dengan lancar tanpa lupa teks dan dengan kecepatan serta gerakan yang tepat. Alhamdulillah..#menghela nafas panjang banget.

MALAM
Aku sudah harus tiba di lokasi lomba sekitar pukul 19.30 karena lomba akan dimulai pukul 20.00. sekitar pukul 19.00 aku baru saja berganti pakaian. Seteleh makan malam, sekitar pukul 19.25 aku dan guru pembinaku yang selalu setia, Bu Wiwik siap berangkat menuju lokasi. Berbekal mental dan percaya diri aku berangkat dengan diiringi do'a dari guru dan teman-temanku.

"Bismillah, semoga sukses." harapku.

Tiba di lokasi kita langsung daftar ulang, menyerahkan teks pidato dan menunggu semua peserta berkumpul. Yang aku rasa hanya dag..dig..duaaar. Untuk menghilangkan rasa grogi, aku berbincang-bincang dengan Bu Wiwik hingga akhirnya juri menyuruh kami untuk memasuki ruangan. Tidak terlalu banyak, satu ruangan hanya sekitar 8 anak. Karena kebetulan kelompok kami dibagi menjadi 2 kelas. Aku mendapatkan no. urut 5, sembari mendengarkan pidato teman, aku menenagkan diri.

"Jangan sampai demam panggung. Jangan sampai!"

Hinnga akhirnya no. urut 5, aku maju dengan PD, aku siap! dengan ucapan basmalah aku mulai berpidato.


Tak kuduga, ternyata setelah pidato, ada waktu 5 menit untuk sesi wawancara dengan bahasa inggris. Wua! gimana kalau pertanyaannya yang tak kumengerti? Bahaya! karena memang aku gak tahu kalau akan ada sesi wawancaranya. Untunglah, soal wawancaranya masih berhubungan dengan isi pidatoku. Alhamdulillah, aku bisa menjawab semua soal.

Setelah selesai, aku dan guruku kembali ke tenda. Kepulanganku disambut senyuman oleh guru dan teman-temanku, mereka menanyakan bagaimana pidatonya? aku hanya menjawab,
"Insyaallah sukses.."

HARI III
Sabtu, 35 Oktober 2014
Ini dia yang ditunggu-tunggu, kegiatan intinya yaitu travelling, tiap regu terdiri atas 8 anak. Regu travelling dari kontingen SMP 1 Sragi sudah siap untuk berangkat pukul 8 am. Berhubung aku dan temanku, Nisa nganggur gak ada kerjaan di vila, akhirnya kita memutuskan untuk ikut travelling walaupun hanya sebagai juru kamera dan pembantu sewaan. Tapi lumayan buat olahraga. Haha..



Pos 1


Pos 2

Pos 3

Kegalauan melanda saat menunggu giliran di Pos 4


Setelah kelar melakukan tugas, kami kembali ke tenda. Senang rasanya bisa kembali ke tenda dengan selamat. Saat kami tiba di tenda, terjadi  konflik, bukan konflik yang besar hanya masalah kurang tanggung jawab dan kebersamaan antar anggota saja, akibat konflik itu kita hampir saja pulang sebelum Jumbara berakhir. Berani berbuat, berani bertanggung jawab, kami berjanji bahwa kami akan berubah, lalu guru kamipun manyatakan batal untuk pulang. Legaa..
Sebagai pelajaran saja, sebagai tim, kita harus menjunjung tinggi kebersamaan dan rasa tanggung jawab. Ok?

Kabar baik nih, malam ini, ya malam minggunya kontingen SMP 1 Sragi maju untuk pentas seni loh. Yuk mari kita lihat keseruannya...

Kece-kece yahh..

Trio wekwek..
(KI-KA Dimas, Arlen, Oki)




HARI IV
Hiks..hari terakhir kemah, hari terkahir tidur di tenda, hari terakhir tertawa ria bersama teman-teman Jumbara. Ya, tepat hari ini Jumbara berakhir. Upacara penutupannya sekitar pukul 1 siang. Paginya, ada kegiatan Bhakti Sosial, yaitu kegiatan membersihkan lingkungan masyarakat sekitar. Kebetulan dari kontingenku yang berangkat untuk Bhakti Sosial para lelaki, alhasil kita para perempuan imut hanya bersantai-santai di tenda. Oh ya, pada saat itu juga, kita diajak oleh Kak Hafidz, kakak yang setia menemani anak Jumbara SMP 1 Sragi ke Kali Paingan, Linggoasri. Lumayan buat refreshing mata setelah lelah travelling dihari Sabtu. Tapi medannya yang naik turun bikin gak nahan!#nelen ludah.
Jangan nelen ludah terus ya, lihat dulu foto-foto berikut..






Ayo, semangat jalannya...

Mulai lelah..
Yah, jadi begitulah. Penuh perjuangan! Setibanya di tenda, semua langsung teparr..
Setelah melepas lelah dengan sarapan, kita langsung siap-siap untuk packing, tujuannya sih ngejar waktu. Karena sebelum upacara penutupan, semua barang bawaan sudah harus diangkut ke truk.
Sekitar pukul 12 pm, 10 anak yang mewakili SMP 1 Sragi di acara penutupan sudah siap dengan mengenakan seragam OSIS yang belum dicuci selama 4 hari. Haha..#upps..
Sebagai teman yang baik, aku dan beberapa temanku (yang tidak termasuk 10 anak tersebut) ikut melihat proses upacara penutupannya.

Oh piala..

Imut-imut yaah..

Aduh, panas.



Upacara ternyata dimulai sekitar pukul 1.30 pm, yang awalnya direncanakan pukul 12 pm. Upacara dibuka oleh Ketua PMI Jawa Tengah (kalau tidak salah) setelah memberi sambutan dilanjutkan dengan pembagian piala. Inilah saat yang mendebarkan!
Pertama adalah kejuaraan per-cabang (NOTE: cabang yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Silakan scroll ke atas), tanpa ku sadari, cabang pertama yang diumumkan adalah cabang speech atau pidato bahasa inggris, yang Alhamdulillah dari PMR Madya sekolah kami mendapat JUARA I!!! seneng bukan main..

Yang menerima piala pimpinan kontingen kami(pengganti Dimas), Ganang.

Horee...

Tapi sayang, dicabang lainnya kita tidak mendapatkan juara. Tidak apa-apa, toh kita sudah berjuang, mungkin ini hasil yang terbaik dari Allah. Setelah pengumuman per-cabang, giliran juara per-regu, jadi poin-poin per-cabang digabungkan lalu di ranking gitu. Pembagiannya dibagi menjadi 3 kategori. Kategori A, B, dan C. Pengumuman dimulai dari kategori C lalu B, dan A. Saat pembacaan kategori C hingga B, nama sekolah kita tidak termasuk didalamnya tuh. Hanya tersisa satu kategori saja, Kategori A. Wah, saat itu kita semua sudah percaya diri sembari 3S(senyum, senyum sendiri) kalau kita masuk Kategori A. Benar saja, nama sekolah kita masuk diurutan ke-5 Kategori A. Alhamdulillah, walau tahun-tahun sebelumnya selalu masuk 3 besar, tapi kami tetap bersyukur. Setelah upacara selesai kita segera menuju truk untuk kembali pulang ke tempat asal kami. Selamat tinggal Linggoasri!

Pak, Bu. Hanya ini yang dapat kami persembahkan. Ini semua hasil kerja keras kami, dan kami yakin ini yang terbaik. Maafkan kami jika kami bandel dan menjengkelkan. Kami menyadari hal itu.
Namun, berkat pelajaran yang diberi Bapak/Ibu, juga berkat PMR kini kami berubah.. 
Insyaallah akan lebih baik..
TERIMA KASIH KONTINGEN PMR MADYA SMP 1 SRAGI! 
PMR JAYA!

sekian.

-hasna i.r


 
animasi bergerak gif
My Widget